Minggu, 08 Juni 2014

Tafsir Pernyataan Aku dan Kami Oleh Allah Pada Ayat-Ayat Al-Quran



Nama   : Nuning Surya Lestari
NPM   : 116210123
Kelas   : 6E
M.K     : Semantik
Soal,
Apa Perbedaan Allah menyebut dirinya aku dan kami dan ditujukan  kepada siapa?
Jawab,
Pengertian KAMI menurut Harun Yahya, seorang ulama dan penulis Islam terkenal: Kata ”Kami” dalam ayat ini berarti Allah sendiri. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah tidak punya sekutu. Dialah Allah Yang Maha Perkasa, Pencipta segalanya dan Zat Yang meliputi segala sesuatu dalam pengetahuan-Nya. Dalam beberapa bagian Al Qur'an, Allah menyebut diri-Nya dengan kata ”Aku”, dan dalam beberapa bagian lain dengan kata ”Kami”. Dalam bahasa Arab, yaitu bahasa Al Qur'an, kata ”Kami” juga digunakan untuk menyebutkan satu orang dengan tujuan menambahkan kesan berkuasa dan rasa hormat pendengarnya. Dalam Bahasa Indonesia, kita pun kadang-kadang menyebutkan ”kami” meskipun yang kita maksud adalah ”saya” untuk lebih terkesan sopan. Allah menggunakan kata-kata Kami, ada makna khusus yang ingin disampaikan oleh Allah lewat ayat-ayat tsb.
           
Ketika Allah menggunakan kata "Kami", pada saat itu Allah sedang menunjukkan kebesaran, keagungan, dan kemahaan-Nya. Hal ini dapat dilihat dari tafsir Al-Quran, Apabila Allah swt Tuhan Pemilik Keagungan berfirman : Artinya : “Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.” (QS. Al Insan : 28), dari arti ayat tersebut dapat diartikan bahwa, Posisi Allah di situ sebagai pemberi karunia kepada semua makhluk, pemberi nikmat, memberikan perasaan takut dan membuat lari orang-orang kafir sesuai dengan kata ganti pengagungan terhadap diri-Nya yang memberikan makna kuat dan gagah. Dan apabila Allah berfirman : Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.(QS. Al Hijr : 9), dapat ditafsirkan bahwa, Posisi di situ sebagai pemilik kemampuan yang mampu memberikan ketenangan berupa pemeliharaan Allah terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan dengan kekuasaan dan hikmah-Nya. Dan apabila Allah berfirman : Artinya : “Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),” (QS. Ghafir : 15)
 Sehingga kata-kata "Kami" banyak digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan penciptaan seperti penciptaan alam semesta, atau ketika Allah mengatakan mengenai ayat-ayat (tanda-tanda)-Nya yang berada di alam. Atau ketika Allah mengatakan "Kami maafkan", saat itu Allah sedang mengagungkan Diri-Nya sebagai Maha Pemaaf. Sedangkan ketika Allah menggunakan kata "Aku", Allah sedang menegaskan ketunggalan-Nya, hanya Dia, keunikan-Nya. Jadi ketika Allah mengatakan "ayaati (ayat-ayat-Ku) di beberapa tempat dalam Al-Qur'an, bukannya "ayaatiina (ayat-ayat Kami)" sebagaimana yang digunakan di banyak tempat yg lainnya dalam Al-Qur'an, Allah ingin menegaskan bahwa semua tanda-tanda, semua ayat-ayat itu adalah milik-Nya semata. Juga ketika mengisahkan mengenai kutipan percakapan Allah dengan nabi-nabi terdahulu seperti Musa as dan Ibrahim as, kata "Aku" juga banyak digunakan.
 Berdasarkan tafsir di atas dapat diambil kesimpulan dari segi semantik bahwa ketika Allah menyetakan dirinya dengan sebutan aku, memiliki makna bahwa Ia menujukkan ke Esaan-Nya. Seperti tertera pada ayat “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzaariyaat : Ayat 56)”. Sedangkan ketika ia menyebut dirinya Kami memiliki makna kekuasaan, keagungan dan menyataan ciptaan-Nya. Maksudnya ketika Allah menyebut dirinya dengan nama Kami dengan mengikut sertakan unsur-unsur makhluk yang lain seperti malaikat dan lain-lain. Seperti tercantum pada ayat al-quran yang artinya "Sesungguhnya Kami telah turunkan al-Zikr [al-Qur'an] dan Kami Penjaganya [keaslian]". Allah menyatakan diri-Nya dengan kata Aku tertuju untuk seluruh makhluk-Nya, sedangkan Allah menyatakan dirinya Kami tertuju kepada sebagaian makluk-Nya saja, seperti halnya Manusia, Nabi atau utusan dan malaikat.

Jumat, 06 Juni 2014

Pasangan Kata yang Berbeda Fonem Beserta Maknanya



Nama   : Nuning Surya Lestari
Kelas   : 6E
NPM   :116210123
M.K     : Semantik
Tugas   : Perubahan fonem menyebabkan makna berbeda
1.      Air - Aur
Kata “Air” menurut Depdiknas adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan ridak berbau, yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen, sedangkan kata “Aur” menurut Depdiknas mengandung arti buluh atau bambu.
2.      Apa - Api
Kata “Apa” menurut Depdiknas adalah kata tanya untuk menyatakan nama (jenis, sifat). Sedangkan kata “Api” menurut Depdiknas adalah panas dan cahaya yang berasal dari sesuatu yang terbakar.
3.      Balok - Balon
Kata “Balok” menurut Depdiknas adalah batang kayu yang dirimbas, tetapi belum dijadikan papan. Sedangkan kata “Balon” menurut Depdiknas adalah bola atau pundi besar yang dibuat dari karet (kertas, kain dan lain-lain) yang diisi udara (gas yang ringan).
4.      Becak - Becek
Kata “Becak” memiliki arti sebuah alat transportasi yang didorong menggunakan sepeda atau motor biasanya berada di sebuah pasar-pasar tradisional. Sedangkan kata “Becek” menurut Depdiknas adalah berair dan berlumpur.
5.      Basa - Basi
Kata “Basa” menurut Depdiknas adalah senyawa yang cendrung menyumbangkan sepasang elektron untuk digunakan bersama-sama dan cenderung menerima proton. Sedangkan kata “Basi” dalam Depdiknas adalah mulai berbau tidak sedang atau berasa masam karena sudah mengalami proses pembusukan (tentang makanan).
6.      Baju - Baja
Kata “Baju” menurut Depdiknas adalah pakaian penutup badan bagian atas (banyak ragam dan namanya). Sedangkan kata “Baja” menurut Depdiknas adalah logam yang keras. 
7.      Bumbu            - Bambu
Kata “Bumbu” menurut Depdiknas adalah berbagai jenis hasil tanaman yang berbau harum atau sedang, seperti jahe, kunyit, lengkuas, pala, merica, yang digunakan untuk menyedapkan masakan. Sedangkan kata “Bambu” menurut Depdiknas adalah tumbuhan berumpun berakar serabut yang batangnya bulat berongga, beruas, keras, dan tinggi (antara 10-20m), digunakan sebagi bahan bagunan rumah dan prabot rumah tangga.
8.      Bisa - Bisu
Kata “Bisa” menurut Depdiknas adalah mampu (kuasa melakukan sesuatu). Sedangkan kata “Bisu” menurut Depdiknas adalah tidak dapat berkata-kata (karena tidak sempurna alat percakapannya atau karena tuli sejak kecil.
9.      Beduk - Bedak
Kata “Beduk” menurut Depdiknas adalah gendang besar (di surau atau masjid yang dipukul untuk memberitahukan waktu salat). Sedangkan kata “Bedak” menurut Depdiknas adalah serbuk halus untuk mempercantik muka atau untuk obat kulit.
10.  Benah - Benih
Kata “Benah” menurut Depdiknas adalah tanah bekas hutan yang belum digarap atau diproduksi (di pulau Alor). Sedangkan kata ”Benih” menurut Depdiknas adalah biji atau buah yang disediakan untuk ditanam atau disemaikan.



11.  Besi - Busi
Kata “Besi” menurut Depdiknas adalah logam yang keras serta kuat yang banyak sekali kegunaannya. Sedangkan kata “Busi” menurut Depdiknas adalah pangkal cahaya pada lampu listrik atau gas.
12.  Busa - Bisa
Kata “Busa” menurut Depdiknas adalah gelembung buih putih-putih kecil-kecil (spereti pada sabun dan sebagainya). Sedangkan kata “Bisa” menurut Depdiknas adalah zat racun yang dapat menyebabkan luka, busuk atau mati bagi sesuatu yang hidup (biasanya terdapat pada binatang).
13.  Buku - Baku
Kata “Buku” menurut Depdiknas adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan kata “Baku” menurut Depdiknas adalah pokok atau utama.
14.  Cari - Cara
Kata “Cari” menurut Depdiknas adalah berusaha mendapatkan (menemukan, memperoleh). Sedangkan kata “Cara” menurut Depdiknas adalah jalan (aturan, sistem) melakukan sesuatu.
15.  Cok - Cek
Kata “Cok” menurut Depdikas adalah alat tambat yang dibuat dari baja tuang, biasanya berbuat tanduk digunakan untuk melewati tali atau tros kapal. Sedangkan kata “Cek” menurut Depdiknas adalah perintah tertulis pemegang rekening kepada bank dan sebagainya yang ditunjuknya suoaya membayar sejumlah uang.
16.  Gambar - Gambir
Kata “Gambar” menurut Depdikas adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pppensil dan sebagainya pada kertas dan sebgainya. Sedangkan kata “Gambir” menurut depdiknas adalah tumbuhan membelit, berbatang keras, bertangkai pendek dengan daun berwarna hijau muda, pada ketiak daun terdapat bunga bongkol bulat berwarna putih kecil-kecil, dipakai sebagai obat batuk dan dan bahan panyamak, ditanam dengan cara menyetek.
17.  Geram             - Garam
Kata “Geram” menurut Depdiknas adalah marah sekali. Sedangkan kata “Garam” menurut Depdiknas adalah senyawa kristal NaCl yang merupakan klorida dan sodium dapat dilarut dalam air dan asin rasanya.
18.  Gulung - Guling
Kata “Gulung” menurut Depdiknas adalah benda yang berlembar-lembar atau berutas-utas yang dilipat menjadi berbentuk bulat. Sedangkan kata “Guling” menurut Depdikas adalah bantal yang bentuknya bulat dan panjang.
19.  Hujan  - Hujah           
Kata “Hujah” menurut Depdiknas adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan. Sedangkan kata “Hujah” menurut Depdiknas adalah tanda, bukti, alasan.
20.  Ikat - Ikut
Kata “Ikat” menurut Depdiknas adalah tali untuk mengebat. Sedangkan kata “Ikut” menurut Depdiknas adalah menyertai orang berpergian, turut serta.
21.  Jalan - Jalin
Kata “Jalan” menurut Depdiknas adalah tempat untuk lalu lintas orang (kendaraan dan sebagainya). Sedangkan kata “Jalin” meurut Depdiknas adalah berangkai, bergandengsatu dengan yang lain.
22.  Jatuh - Jatah
Kata “Jatuh” menurut Depdiknas adalah turun atau meluncur kebawah dengan cepat karena gravitasi bumi. Sedangkan kata “Jatah” menurut Depdiknas adalah jumlah atau banyaknya barang yang telah ditentukan.
23.  Kayu - Kaya
Kata “Kayu” menurut Depdiknas adalah pohon yang batangnya keras. Sedangkan kata “Kaya” menurut Depdiknas adalah menpunyai banyak harta.


24.  Kasur - Kasir
Kata “Kasur” menurut Depdiknas adalah alas tidur yang terbuat dari kain atau plastik yang berisi kapuk, karet busa, dan sebagainya. Sedangkan kata “Kasir” menurut Depdiknas adalah pemegang kas (uang)orang yang bertugas menerima dan membayar uang.
25.  Karton - Kartun
Kata “Karton” menurut Depdiknas adalah kertas tebal (untuk kulit buku, gambar dan lain-lain) dengan berat dasar antara 150-600g. Sedangkan kata “Kartun” menurut Depdiknas adalah film yang menciptakan khayalan gerak sebgai hasil pemotretan rangkaian gambar yang melukiskan perubahan posisi.  
26.  Keji - Keju
Kata “Keji” menurut Depdiknas adalah sangat rendah (kotor, tidak sopan). Sedangkan kata “Keju” menurut Depdiknas adalah bahan makan yang dibuat dari sari air susu melalui proses peragian yang  keraskan (dikentalkan).
27.  Kipas - Kapas
Kata “Kipas” menurut Depdiknas adalah alat untuk mengibas-ngibas (supaya mendapat angin sejuk). Sedangkan kata “Kapas” menurut Depdiknas adalah serat yang berbulu putih yang dapat dipintal menjadi benang dan sebgainya.
28.  Kuku - Kaku
Kata “Kuku” menurut Depdiknas adalah zat tanduk tipis yang tumbuh melekat pada ujung jari tangan atau kaki. Sedangkan kata “Kaku” menurut Depdiknas adalah keras tidak dapat dilentukkan.
29.  Kopi - Topi
Kata “Kopi” menurut Depdiknas adalah pohon yang banyak ditanam di Asia, Amerika Latin, dan Afrika buahnya digoreng dan ditumbuk halus untuk dijadikan bahan pencampuran minuman. Sedangkan kata “Topi” menurut Depdiknas adalah tudung kepala.

30.  Lantai - Pantai
Kata “Lantai” menurut Depdiknas adalah bagian bawah suatu rungan atau bagunan. Sedangkan kata “Pantai” menurut Depdiknas adalah tepi laut atau pesisir.
31.  Makan - Makin
Kata “Makan” menurut Depdiknas adalah memasukkan makan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya. Sedangkan kata “Makin” menurut Depdiknas adalah kian bertambah.
32.  Malang - Maling
Kata “Malang” menurut Depdiknas adalah bernasib buruk. Sedangkan kata “Maling” menurut Depdiknas adalah orang yang mengambil milik orang lain secara sembunyi-sembunyi.
33.  Mata - Mati
Kata “Mata” menurut Depdiknas adalah indra untuk melihat. Sedangkan kata “Mati” menurut Depdiknas adalah sudah hilang nyawanya.
34.  Meja - Maja
Kata “Meja” menurut Depdiknas adalah perkakas rumah tangga yang mempunya bidang datar sebagai daun mejanya dan berkaki sebgai penyangganya. Sedangkan kata “Maja” menurut Depdiknas adalah pohon yang berkembang biak dengan biji, tingginya dapat mencapai 15m, cabangnya berduru berdaun majemuk, berbunga harum, kulit batangnya kalau diiris mengeluarkan getah berwarna putih, yang jika dibiarkan dalam  udara terbuka warnanya berubah menjadi kuning jernih seperti batu permata, kulit akarnya dapat dijadika obat penyakit mulut dan kuku pada lembu.
35.  Parit - Parut
Kata “Parit” menurut Depdiknas adalah lubang panjang ditanah tempat aliran air. Sedangkan kata “Parut” menurut Depdiknas adalah alat untuk mengukur kelapa, keju, wortel dan lain-lain.


36.  Pancung - Pancing
Kata “Pancung” menurut Depdiknas adalah bersegi runcing, sedangkan kata “Pancing” menurut Depdiknas adalah alat untuk menangkap ikan, terbuat dari sepotong kawat yang ujungnya melengkung dan berkait , diberi tali dan gagang dari kayu, bambu, dan sebagainya.
37.  Pahit - Pahat
Kata “Pahit” menurut Depdiknas adalah rasa tidak enak seperti rasa empedu. Sedangkan kata “Pahat” menurut Depdiknas adalah alat bertukang berupa bilah besi yang tajam pada ujungnya untuk melubangi atau mengukir kayu. 
38.  Padi - Padu
Kata “Padi” menurut Depdiknas adalah tumbuhan yang menghasilkan beras. Sedangkan kata “Padu” menurut Depdiknas adalah padat, pejal, kimpal (tentang logam).
39.  Pukul - Pikul
Kata “Pukul” menurut Depdiknas adalah Ketuk (dengan sesuatu  yang keras atau berat, dipakai juga dalam arti kiasan). Sedangkan kata “Pikul” menurut Depdiknas adalah beban yang digandar.
40.  Perut - Purut
Kata “Perut” menurut Depdiknas adalah bagian tubuh dibawah rongga dada. Sedangkan kata “Purut” menurut Depdiknas adalah kasap berbintal-bintal (tentang kulit) atau limau.
41.  Pasir - Pasar
Kata “Pasir” menurut Depdiknas adalah butiran-butiran batu yang halus. Sedangkan kata “Pasar” menurut Depdiknas adalah tempat orang berjual beli.
42.  Piring   - Pirang
Kata “Piring” menurut Depdiknas adalah wadah berbentuk bundar pipih dan sedikit cekung terbuat dari porselen tempat meletakkan nasi yang hendak dimakan. Sedangkan kata “Pirang” menurut Depdiknas adalah merah kecoklat-coklatan atau kekuning-kuningan.
43.  Rambut - Rambat
Kata “Rambut” menurut Depdikas adalah bulu yang tumbuh pada kulit manusia terutama dikepala. Sedangkan kata “Rambat” menurut Depdiknas adalah tempat atau bagian rumah yang lebih tinggi sedikit biasanya untuk tempat menerima tamu. 
44.  Rata - Rasa
Kata “Rata” menurut Depdiknas adalah mempunyai permukaannyang sama tinggi dan atau sama rendah. Sedangkan kata “Rasa” menurut Depdiknas adalah tanggapan indra terhadap rangsangan saraf.
45.  Sapu - Sapi
Kata “Sapu” menurut Depdiknas adalah alat rumah tangga dibuat dari ijukyang diiikat menjadi berkas diberi tangkai pendek atau panjang untuk membersihkan debu, sampah dan lain-lain. Sedangkan kata “Sapi” menurut Depdiknas adalah binatang pemamah biak, berkuku genap, berkaki empat, bertubuh besar dipiara untuk diambil dangingnya dan susunya.
46.  Selang - Seling
Kata “Selang” menurut Depdiknas adalah antara, sela (waktu, peristiwa, ruang dan sebagainya). Sedangkan kata “Seling” menurut Depdiknas adalah jala untuk mengangkat barang muatan ke kapal.
47.  Siang   - Siung
Kata “Siang” menurut Depdiknas adalah bagian hari yang terang (yaitu dari matahari terbit sampai matahari terbenam). Sedangkan kata “Siung” menurut Depdiknas adalah kata penggolongan bagi bawangdihitung per ulas.
48.  Sulam  - Silam
Kata “Sulam” menurut Depdiknas adalah bordir, suji atau tekat. Sedangkan kata “Silam” menurut Depdiknas adalah sudah lampau.
49.  Suntik  - Suntuk
Kata “Suntik” menurut Depdiknas adalah memasukkan cairan obat ke dalam badan dengan jarum.  Sedangkan kata “Suntuk” menurut Depdiknas adalah sudah sampai pada batassnya (sehingga tidak dapt maju, laju atau naik lagi).
50.  Tali - Tuli
Kata “Tali” menurut Depdiknas adalah barang yang berutas–utas panjang, dibuat dari bermacam-macam bahan ada yang dipintal ada yang tidak  gunanya untuk mengikat, mengebat, menghela, dan menarik. Sedangkan kata “Tuli” menurut Depdiknas adalah tidak dapat mendengar (karena rusak pendengaranya).
51.  Tembak - Tembok
Kata “Tembak” menurut Depdiknas adalah tuju, arah atau maksud. Sedangkan kata “Tembok” menurut Depdiknas adalah dinding dari bata, batako, adonan semen. 
52.  Terang - Terung
Kata “Terang” menurut Depdiknas adalah dalam keadaan dapat dilihat (didengar) nyata, jelas. Sedangkan kata “Terung” menurut Depdiknas adalah tumbuhan yang buahnya disayur atau dimakan mentah, bentuk buahnya bervariasi aantara bulat panjang,a bulat telur, atau bulat pendek, warna buahnya juga bervariasi antara putih kehijau-hijauan, hijau pucat, atau ungu.
53.  Tulis - Tulus
Kata “Tulis” menurut Depdiknas adalah ada huruf atau angka yang dibuat dengan pena dan sebagainya. Sedangkan kata “Tulus” menurut Depdiknas adalah sungguh dan bersih hati.
54.  Ukir - Ukur
Kata “Ukir” menurut Depdiknas adalah hiasan berupa lukisan. Sedangkan kata “Ukur” menurut Depdiknas adalah sukat, pengukur, ukuran, selayaknya dan sudah tentu.