Selasa, 13 Mei 2014

Tugas Kelompok 3 SINTAKSIS

 

 

 

 

Tugas Kelompok

Makalah Sintaksis
BERDASARKAN SKRIPSI ANALISIS KALIMAT YANG DIGUNAKAN PADA IKLAN PENAWARAN DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI RIAU POS EDISI FEBRUARI

 

Dosen Pemangku : Ermawati S., S.Pd., M.A.


Kelompok: 3
Nama: 1. April Rahmatdianto
2. Chintya Ika Hapsari
3. Julisa Fitri
4. Nuning Surya Lestari
5. Romala Sari

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2014

KATA PENGANTAR


Pujisyukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain atas berkat bimbingan dosen pemangku matakuliah Sintaksis yaitu Emawati Sulaiman, S.Pd., M.A yang telah memberikan ilmunya serta arahan-arahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Serta berkat bantuan teman-teman seperjuangan jugalah yang telah memberikan masukan-masukan terhadap penyusunan makalah ini, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi dan berjalan sesuai yang diharapkan bersama.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Penulis sudah semaksimal mungkin mengerjakan makalah ini sebaik-baik mungkin. Penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bisa menjadi referensi dalam pembelajaran. Mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ataupun dari segi kelengkapan materi dalam makalah ini. Dari kesalahanlah kita dapat belajar dan mengerjakan semua ini menjadi lebih baik lagi. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terimakasih.


Pekanbaru, 12 Mei 2014


Penulis







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ....................................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat............................................................................................... 2
2.2 Kalimat Deklaratif............................................................................................... 2
2.3 Kalimat Imperatif................................................................................................. 3
2.3.1 Kalimat Taktransitif.......................................................................................... 4
2.3.2 Kalimat Transitif............................................................................................... 4
2.3.3 Kalimat Halus................................................................................................... 4
2.3.4 Kalimat Imperatif Permintaan ..........................................................................  5
2.3.5 Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan............................................................ 5
2.3.6 Kalimat Imperatif Larangan.............................................................................. 5
2.3.7 Kalimat Imperatif Pemberian............................................................................ 5
2.4 Kalimat Intogratif................................................................................................ 6
2.5 Kalimat Ekslamatif.............................................................................................. 7
2.6 Hakikat Periklanan............................................................................................... 8
2.7 Ciri-ciri Bahasa Iklan ..........................................................................................  8
2.8 Klasifikasi Iklan................................................................................................... 9
2.9 Hakikat Iklan Penawaran..................................................................................... 9
2.9.1 Pengertian Iklan Penawaran.............................................................................. 9
2.9.2 Bahasa Yang Digunakan Dalam Iklan.............................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................  11
3.2 Saran.................................................................................................................... 11



















BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sebagai alat komunikasi peranan bahasa sungguh penting. Bahasa sebagai alat komunikasi dan intraksi hanya dimiliki manusia. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukan kedewasaan dan kemantangannya. Menurut Depdiknas (2008:116), “ Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.”
Manusia dapat berkomunikasi dengan siapa saja dengan menggunakan bahasa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perkembangan bahasa indonesia dalam media massa mempunyai peranan yang penting. Media massa berfungsi sebagai salah satu alat penyebar informasi di masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Romli (2005:5), “ Media massa (Mass Media) singkatan dari komunikasi massa merupakan channel of mass comunication, yaitu saluran, alat, atau sarana yang dipergunakan dalam komunikasi massa.”
Iklan memanfaatkan bahasa untuk mempromosikan barang atau jasa. Produsen menulis kelebihan-kelebian barang atau jasa yang akan ditawarkan dengan bahasa. Penggunaan bahasa bertujuan mempengaruhi konsumen agar membeli atau memakai produknya. Bahasa iklan berkaitan dengan pemberian informasi, menarik khalayak ramai original, memiliki kekhassan, dan persuasif. Bahasa iklan lebih santai dan bersahabat. Selain sebagai sarana komunikasi, iklan juga merupakan sarana untuk mengembangkan suatu badan atau organisasi. Jadi, iklan merupakan bentuk pemakaian bahasa sehingga pesan yang dikandungnya dapat diterima atau dicerna oleh kelompok masyaratkat sasaran yang pada gilirannya kelompok masyarakat sasaran itu dapat memberikan umpan balik yang berupa keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan. Utuk meraih kepercayaan masyarakat melalui iklannya, suatu perusahaan yang bersangkutan untuk meraih kepercaan masyarakat melalui iklannya, suatu perusahaan melakukankajian sosial untuk mengetahui minat masyarakat dan media yang tepat untuk iklan sangat mampu menipu pembacanya dengan mempermainkan kata-kata atau kalimat sehingga membuat pembacanya menjadi terpengaruh, namun kenyataannya, bertentangan dengan apa yang telah dinyatakan dalam iklan. Hal ini sangat jelasakan merugikan konsumen (pemakai) sehingga akan membuatnya kurang atau tidak mempercayai merek suatu barang atau apa yang telah diiklankan.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kalimat
            Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan dan tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi,dkk. 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, desela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan huruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!);sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan sepasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda serusepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.
            Penelitian ini menetik beratkan pada pemakaian bahasa indonesia ditinjau dari penggunaan kalimat berdasarkan fungsinya. Menurut Chaer (2008:187) menjelaskan, “pembagian atas kalimat, kalimat deklaratif, kalimat introgatif,kalimat imperaktif, dan kalimat interjektif disebut juga pembagian berdasarkan modusnya, yaitu isi atau amanat yang ingin disampaikan oleh kalimat-kalimat itu kepada pendengar atau para pendengar. “senada dengan pendapat tersebut Alwi, dkk. (2003:352) menjelaskan, “kalimat jika dilihat dari bentuk sintaksisinya, dapat dibagi atas (1) kalimat deklaratif, (2) kalimat introgatif, (3) kalimat imperaktif, dan (4) kalimat ekslamatif. “jadi, berdasarkan pembagian kalimat di atas dapat dinyatakan bahwa pemakaian kalimat terbagi atas empat macam, yaitu (1) kalimat deklaratif, (2) kalimat introgatif, (3) kalimat imperaktif, dan (4) kalimat ekslamatif.
2.2Kalimat Deklartif
Kalimat deklaratif, juga dikenal dengan nama kalimat berita dalam buku-buku tata bahasa indonesia, secara formal, jika dibandingkan dengan ketiga kalimat lainnya, tidak bermarkah khusus. “Dalam pemakaian bahasa bentuk kalimat deklaratifumumnya digunakan oleh pembicaraan/penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya.“ (Alwi, dkk. 2003:353). Misalnya, kita mengetahui ada kecelakaan lalu lintas dan kemudian kita sampainya peristiwa itu kepada orang lain, maka kita dapat memberitakan kejadian itu dengan menggunakan bermacam-macam bentuk kalimat deklaratif, antara lain, seperti berikut (Alwi, dkk. 2003:353)
a.    Tadi pagi ada tabrakan mobil di depan Monas.
b.    Saya lihat ada bus masuk Ciliwung tadi pagi.
c.    Waktu ke kantor, saya lihat ada jib menabrak becak sampai hancur.
d.   Saya ngeri melihat tabrakan antar bus PPD dan sedan Fiat tadi pagi.
e.    Tadi pagi ada sedan Fiat mulus yang di tabrak bus PPD.
Dari segi bentuknya,kalimat diatas bermacam-macam. Ada yang memperlihatkan inverse, ada yang berbentuk aktif, ada yang berentuk pasif,dan sebagainya. Akan tetapi, jika dilihat fungsi komunikatifnya, maka kalimat diatas adalah sama, yakni semua merupakan kalimat berita. Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja, asalkan semuanya merupakan pemberitaan. Dalam bentuk tulisannya, kalimat berita diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentuk lisan, suara berakhir dengan nada turun. Jadi, dapat dinyatakan bahwa kalimat berita itu adalah kalimat yang untuk memberitaukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian seperti tercemin pada pandangan mata yang menunjukan adanya perhatian.
2.3  Kalimat Imperatif
Perintah atau suruhan dan permintaan jika ditinjau dari isinya,dapat diperinci menjadi enam golongan (Alwi,dkk.2003:353):
1.    Perintah atau suruhan jika pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu;
2.    Perintah halus jika pembicara tanpaknya tidak memerintah lagi,tetapi menyuruh mencoba atau mempersilahkan lawan bicara sudi berbuat sesuatu;
3.    Permohon jika pembicara,demi kepentinganya,minta lawan biacara berbuat sesuatu;
4.    Ajakan dan harapan jika pembicara mengajak atau berharap lawan bicara berbuat sesuatu;
5.    Larangan atau printah negativ,jika pembicara menyuruh agar jangan melakukan sesuatu;
6.    Pembiaran jika pembicara minta agar jangan dilarang.
Kalimat imperaktif memiliki ciri formal seperti berikut.
a.         Intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan,
b.        Pemakaian partikel penegas,penghalus,dan kata tugas ajakan,harapan,permohonan,dan larangan.
c.         Susunan inversi sehingga urutanya menjadi tidak selalu terungkap predikat subjek jika diperlukan, dan
d.        Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.
Kalimat imperatif dapat diwujudkan sebagai berikut
1.      Kalimat yang terdiri atas predikat verbal dasar atau adjektiva, ataupun frasa preposisional saja yang sifatnya taktrasitif,
2.      Kalimat lengkap yang berpredikat cerbal taktransitif  atau transitif,dan
3.      Kalimat yang dimarkahi oleh berbagai kata tugas modalitas kalimat.

2.3.1        Kalimat imperaktif taktransitif
Kalimat imperaktif taktransitif dibentuk dari kalimat deklaratif (taktransitif) yang dapat berpredikat verba dasar,frasa adjektival, dan frasa verbal yang berprefiks ber-atau meng- ataupun farasa preposisional. Contoh:
a.    Engkau masuk.
b.    Masuk!

2.3.2        Kalimat Imperatif Transitif
Kalimat imperatif yang berpredikat verba transitif mirip dengan konstruksi kalimat deklaratif pasif. Petunjuk bahwa verba kalimat dapat dianggap berbentuk asif ialah kenyataan bahwa lawan bicara yang dalam kalimat deklaratif berfungsi sebagai subjek pelaku menjadi pelengkap pelaku, sedangkan objek sasaran dalam kalimat deklaratif menjadi subjek sasaran dalam kalimat imperaktif.contoh:
a.    Engkau mencari pekerjaan apa saja.
b.    Carilah pekerjaan apa saja!

2.3.3        Kalimat Imperatif Halus
Di samping bentuk pasif yang baru saja dibicarakan, bahasa indonesia juga memiliki sejumlah kata yang dipakai untuk menghaluskan isi kalimat imperaktif. Kata seperti tolong, coba, silahkan sudilah, dan kiranya sering digunakan untuk menentukan maksud tertentu. Contoh:
a.    Tolong kirimkan kontrak ini.
b.    Coba panggil Kepala Bagian Umum.
c.    Silahkan masuk, bu.
d.   Sudilah bapak mengunjungi pameran kami.
e.    Kiranya anda tidak berkeberatan.

2.3.4        Kalimat Imperatif Permintaan
Kalimat imperatif juga digunakan untuk melengkapkan permintaan. Kalimat seperti itu ditandai oleh kata minta atau mohon. Subjek pelaku kalimat impraktif permintaan ialah pembicara yang sering tidak dimunculkan. Contoh:
a.    Minta perhatian, saudara-saudara!
b.    Mohon memperhatikan aturan ini.

2.3.5        Kalimat Imperaktif Ajakan dan Harapan
Di dalam kalimat imperaktif, ajakan dan harapan tergolong kalimat yang biasanya didahului kaya ayo(lah), mari(lah), harapan, dan hendaknya. Contoh:
a.    Ayolah, masuk!
b.    Mari kita makan.
c.    Harap duduk dengan tenang.
d.   Hendaknya anda pulang saja.

2.3.6        Kalimat Imperaktif Larangan
Kalimat Imperaktif dapat bersifat larangan dengan adanya kata jangan(lah). Contoh:
a.    Jangan (kamu) naik.
b.    Janganlah membaca di tempat gelap.

2.3.7        Kalimat Imperaktif Pemberian
Yang juga termasuk golongan kalimat imperaktif ialah pemberian yang dinyatakan dengan kata biar(lah) atau biarkan(lah). Sebetulnya dapat diartikan bahwa kalimat itu menyuruh membiarkan supaya sesuatu terjadi atau berlangsung. Dalam perkembangannya kemudian pemberian berarti minta izin agar sesuatu jangan dihalangi. Contoh:
a.    Biarlah saya pergi dulu, kau tingal di sini.
b.    Biarkanlah saya menanyai orang itu.


2.4 Kalimat Introgatif
Menurut Alwi,dkk. (2003:357), “kalimat introgatif, yang juga dikenal dengan nama kalimat tanya, secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya, seperti apa, siapa, berapa, kapan dan bagaimana dengan atau tanpa partikel-kah sebagai penegas.” Kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan pada bahasa lisan dengan suara naik,terutama jika tidak ada kata tanya atau suara turun. Bentuk kalimat interogatif biasanya digunakan untuk meminta (1) jawaban “ya” atau “tidak”, atau (2) informasi mengenai sesuatu atau seseorang dari lawan bicara atau pembaca. Ada empat cara untuk membentuk kalimat interogatif dari kalimat deklaratif (1) dengan menambahkan partikel penanya apa, yang harus dibedakan dari kata tanya apa, (2) dengan membalikkan susunan kata, (3) dengan menggunakan kata bukan (kah) atau tidak (kah), dan (4) dengan mengubah intonasi menjadi naik. Kalimat deklaratif dengan bentuk apa pun (akti, pasif,ekatansitif, dwitransitif, dan sebagainya) dapat diubah menjadi kalimat tanya dengan menambahkan pada partikel penanya itu untuk mempertugas pertanyaan itu. Intonasi yang dipakai dapat sama dengan intonasi kalimat berita. Contoh.
a.    Dia istri Pak Bambang.
b.    Apa dia istri Pak Bambang.
Cara kedua untuk membentuk kalimat tanyak adalah dengan mengubah urutan kata dari kalimat deklaratif. Ada beberapa kaidah yang perlu di perhatikan dalam hal ini.
1.    Jika dalam kalimat deklaratif terdapat kata seperti dapat, biasa, harus, sudah, dan mau, kata itu dapat dipindahkan ke awal kalimat dan ditambahpartikel-kah. Contoh:
a.    Dapatkah dia pergi sekarang?
b.    Haruskah Narti segera kawin?
c.    Sudahkah dia selesai kuliahnya?
Bentuk seperti sedang,akan, dan telah umumnya tidak dipakai dalam kalimat seperti ini.

2.    Dalam kalimat yang predikatnya nomina atau adjektiva-kah ditambahkan pada frasa yang telah dipindahkan ke muka. Contoh:
a.    Urusan Pak Alikah masalah ini?
b.    Pacar Rudykah ayahnya?
c.    Sedang sakitkah ayahnya?
d.   Malaskah anaknya?
3.    Jika predikat kalimat adalah verba taktransitif, ekatransitif, atau semitransitif, verba beserta objek atau pelengkapanya dapat dipindahkan ke awal kalimat dan kemudian ditambah partikel –kah. Contoh:
a.    Menangiskah dia kemarin?
b.    Bekerjakah mereka di pabrik roti?
c.    Mencuri uang itukah dia?
d.   Membunuh adiknyakah orang itu?

Cara ketiga untuk membentuk kalimat interogatif adalah dengan menepatkan kata bukan/bukankah, (apa/atau) belum atau tidak. Contoh.
a.    Dia sakit, bukan?
b.    Bukankah dia sakit?
Kalimat yang diakhiri dengan kata ingkar bukan, belum, atau tidak dinamakan kalimat interogatif embelan (Alwi,dkk. 2003:360).
Cara keempat yang dipakai untuk membentuk kalimat interogatif adalah dengan mempertahankan urutan kalimatnya seperti urutan kalimat deklaratif tetapi dengan intonasi yang berbeda, yakni intonasi yang naik. Urutan kata dalam contoh yang berikut adalah urutan kalimat deklaratif; tetapi, jika diucapkan dengan intonasi yang naik, maka berubahlah menjadi kalimat interogatif. Contoh.
a.    Jawabannya sudah diterima?
b.    Dia jadi pergi ke Mean?
Cara terakhir untuk membentuk kalimat interogatif adalah dengan memakai kata tanya seperti apa, berapa, siapa, kapan, dan mengapa. Contoh.
a.       Dia mencari siapa?
b.      Kapan mereka berangkat ke amerika?
Penjelasan pakar di atas dapat dinyatakan bahwa kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung permintaan atau reaksi suatu jawaban yang diharapkan oleh mitra berbahasanya untuk menarik perhatian pembaca. Pada kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya (?).




2.5 Kalimat Ekslamatif
Kalimat ekslamatif yang juga dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal ditandai dengan kata alangkah, betapah, atau bukan main pada kalimat berpredikat ajektifal. Menurut Alwi, dkk. (2003:362), “ kalimat ekslamatif ini, yang juga dinamakan kalimat interjeksi biasa digunakan untuk menyatakan perasaan kagum dan heran.” Contoh
a.    Alangkah bebasnya pergaulan mereka!
b.    Betapa bebasnya pergaulan meraka!
Dapat dinyatakan penjelasan pakar diatas bahwa kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan emosi yang kuat atau kagum. Dalam bentuk lisan kaliamt seru berintonasi naik dan pada tulisan ditandai dengan tanda seru atau tanda titik pada akhir kalimatnya.
2.6  Hakikat Periklanan
Menurut Anindye Arini, dkk. (2008:64) “iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki atau memenuhi permintaan di dalam iklan. Jadi dapat disimpulkan iklan adalah salah satu teknik komunikasi masa dengan membayar ruangan atau waktu yang disediakan media masa untuk menyiarkan barang atau jasa yang ditawarkan oleh si pemasang iklan (produsen barang atau jasa).
2.7 Ciri-Ciri Bahasa Iklan
Menurut Romli (2005:27) “pertimbangan atau landasan penggunaan gaya demikian adalah demi kepentingan pembaca atau konsumen. Pembaca diasumsian selalu dalam keadaan bergegas atau punya sedikit waktu untuk membaca “. Dalam hal ini, iklan hadir dalam segala pesona, daya sihir, serta kelemahannya.
Bahasa iklan juga hendaknya singkat, jelas, dan menarik untuk memundahkan pemahaman pembacanya bahasa iklan tidak hanya disajikan dengan kata-kata dan kalimat, tapi juga dengan menampilkan gambar yang akan mendukungnya. Di samping laras bahasa yang wajib mendapat perhatian, ada pedoman kebahasaan yang di gunakan untuk bahasa iklan seperti.
1.    Gampang di pahami konsumen
2.    Sederhana bahasanya dan jernih pengutaraanya.
3.    Tanpa kalimat majemuk.
4.    Kalimatnya aktif bukan pasif
5.    Padat dan kuat bahasanya
6.    Posistif bahasanya, bukan bahasa negatif

2.8 Klasifikasi Iklan
Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi nonpersonal yang menyampaikan informasi berbayar sesuai keninginan dari institusi atau seponsor tertenu melalui media masa yang bertujuan memengaruhi/mempersuasi khalayak agar pembeli suatu produk atau jasa. Menurut Arifin, dkk. (1992:15) menjelaskan sebagai berikut,
Berdasarkan media sarananya, maka iklan bisa dikategorikan kedalam beberapa jenis yaitu: (1) iklan surat kabar (2) iklan majalah (3) iklan radio dan televisi (4) iklan berupa surat langsung, (5) iklan poster dan papan reklame (6) iklan transif  (7) iklan dalam bentuk pameran. Berdasarkan ukurannya, maka iklan bisa dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu : (1) iklan kecil atau iklan mini (2) iklan reklame. Berdasarkan barang/jasa yang ditwarkan, maka iklan bisa dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu : (1) iklan kebutuhan pokok, (2) iklan kebutuhan skunder, (3) iklan kebutuhan perkantoran, (4) iklan promosi hibura, (5) iklan promosikan pendidikan, (6) iklan perekonomian, (7) iklan jasa.
Berdasarkan tujuannya iklan diklasifikasikan menjadi tiga jenis, iklan informatif, iklan persuasif, dan iklan reminder. Hal ini senada dengan pendapat Kriantono dalam Hakim (2011:09) menyatakan, berdasakan tujuan beriklan, makan iklan bisa dibedakan berdasarkan tiga jenis, yaitu ilan informasi, persuasi, dan mengingat.
2.9  Hakikat Iklan Penawaran
2.9.1 Pengertian Iklan Penawaran
Penawaran dalam ilmu ekonomi adalah banyak barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama priode waktu tertentu. Menurut Firdaus (2008:71) “dalam analisis ekonomi, jumlah barang yang ditawarkan berarti julah yang ditawarkan pada tingkat jumlah tertentu.” Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga dan bahan baku serta harapan, spekulasi atau perkiraan.
Iklan penawaran adalah media promosi produk tertentu untuk membujuk khalayak ramai agar memenuhi permintaan di dalam iklan, dengan tujuan produk yang ditawarkan terjual laris. Menurut Supriyatna (2007:12)” iklan penawran atau permintaan adalah iklan niaga yang berisis penawaran atau permintaan agar orang lain mau bekerja sama dengan pesang iklan.” Iklan penawaran disusun dengan mengunakan kata-kata pilihan yang berkonotasi baik, memikat, dan sugestif.
2.9.2        Bahasa yang Di Gunakan dalam Iklan
Pemakaian bahasa dalam sebuah iklan harus komunikatif. Bahasa dikatakan komunikatif apabila terjadi kesamaan apa yang akan disampaikan oleh penutur bahasa dengan pendengar atau pembacanya atau dengan kata lain terjadinya saling mengerti antara penutur dengan lawan bicaranya. Hal isis sesuai dengan pendapat Chaer dan Agustina (2004:18) menjelaskan “suatu perbuatan untuk dapat bersifat komunikatif adalah kalau perbuatan itu dilakukan dengan sadar dan ada pihak lain yang bertindak sebagai penerima pesan dari perbuatan itu.
Pemanfaatan bahsa dalam iklan disesuaikan dengan kebutuhan dan demi tercapainya maksud iklan itu sendiri. Cara khusus iklan di televisi lebih menekankan bahsa tutur dalam menampaikan maksudnya kepada orang lain. Hal itu dapat di ungkapkan oleh penutur dengan mengunakan kalimat imperatif, deklaratif, itrogatif, maupun ekslamatif dengan maksud tercapainya pesan kepada masyarakat.









BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yag mengungkapkan pkiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras, lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan  ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologi lainnya. Kalimat jika dilihat dari bentuk sintaksisnya dapat dibagi, kalimat deklaratif, kalimat introgratif, kalimat imperatif dan kalimat eksplamatif.

3.2  Saran
Pada kesempatan ini, berdasarkan skripsi yang penulis bahas, penulis menyarankan kepada pembaca media khususnya iklan yang terdapat dalam surat kabar agar mencermati makna kalimat-kalimat yang termuat dalam sebuah iklan. Supaya pembaca teliti, sehingga pembaca  tidak tertipu atau terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang tercantum dalam iklan yang dimuat pada media surat kabar. Mengingat banyaknya  produk yang diiklankan di media surat kabar tidak sesuai dengan iklan yang tertera pada surat kabar itu sendiri.






 DAFTAR PUSTAKA
Miftakhul, Jannah. 2012. Analisis Kalimat yang Digunakan Pada Iklan Penawaran dalam Surat Kabar Harian Pagi Riau Pos Edisi Februari. Skripsi. Pekanbaru: Program Strata Satu Universitas Islam Riau.