Nama : Nuning Surya Lestari
NPM : 116210123
Kelas : 6E
M.K : Semantik
Soal,
Apa
Perbedaan Allah menyebut dirinya aku dan kami dan ditujukan kepada siapa?
Jawab,
Pengertian KAMI menurut Harun
Yahya, seorang ulama dan penulis Islam terkenal: Kata ”Kami” dalam ayat ini
berarti Allah sendiri. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah tidak punya
sekutu. Dialah Allah Yang Maha Perkasa, Pencipta segalanya dan Zat Yang
meliputi segala sesuatu dalam pengetahuan-Nya. Dalam beberapa bagian Al Qur'an,
Allah menyebut diri-Nya dengan kata ”Aku”, dan dalam beberapa bagian lain
dengan kata ”Kami”. Dalam bahasa Arab, yaitu bahasa Al Qur'an, kata ”Kami” juga
digunakan untuk menyebutkan satu orang dengan tujuan menambahkan kesan berkuasa
dan rasa hormat pendengarnya. Dalam Bahasa Indonesia, kita pun kadang-kadang
menyebutkan ”kami” meskipun yang kita maksud adalah ”saya” untuk lebih terkesan
sopan. Allah menggunakan kata-kata Kami, ada makna khusus yang ingin
disampaikan oleh Allah lewat ayat-ayat tsb.
Ketika Allah menggunakan kata "Kami", pada saat itu Allah sedang menunjukkan kebesaran, keagungan, dan kemahaan-Nya. Hal ini dapat dilihat dari tafsir Al-Quran, Apabila Allah swt Tuhan Pemilik Keagungan berfirman : Artinya : “Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.” (QS. Al Insan : 28), dari arti ayat tersebut dapat diartikan bahwa, Posisi Allah di situ sebagai pemberi karunia kepada semua makhluk, pemberi nikmat, memberikan perasaan takut dan membuat lari orang-orang kafir sesuai dengan kata ganti pengagungan terhadap diri-Nya yang memberikan makna kuat dan gagah. Dan apabila Allah berfirman : Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr : 9), dapat ditafsirkan bahwa, Posisi di situ sebagai pemilik kemampuan yang mampu memberikan ketenangan berupa pemeliharaan Allah terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan dengan kekuasaan dan hikmah-Nya. Dan apabila Allah berfirman : Artinya : “Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),” (QS. Ghafir : 15)
Ketika Allah menggunakan kata "Kami", pada saat itu Allah sedang menunjukkan kebesaran, keagungan, dan kemahaan-Nya. Hal ini dapat dilihat dari tafsir Al-Quran, Apabila Allah swt Tuhan Pemilik Keagungan berfirman : Artinya : “Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.” (QS. Al Insan : 28), dari arti ayat tersebut dapat diartikan bahwa, Posisi Allah di situ sebagai pemberi karunia kepada semua makhluk, pemberi nikmat, memberikan perasaan takut dan membuat lari orang-orang kafir sesuai dengan kata ganti pengagungan terhadap diri-Nya yang memberikan makna kuat dan gagah. Dan apabila Allah berfirman : Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr : 9), dapat ditafsirkan bahwa, Posisi di situ sebagai pemilik kemampuan yang mampu memberikan ketenangan berupa pemeliharaan Allah terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan dengan kekuasaan dan hikmah-Nya. Dan apabila Allah berfirman : Artinya : “Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),” (QS. Ghafir : 15)
Sehingga kata-kata "Kami" banyak
digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan penciptaan seperti penciptaan
alam semesta, atau ketika Allah mengatakan mengenai ayat-ayat (tanda-tanda)-Nya
yang berada di alam. Atau ketika Allah mengatakan "Kami maafkan",
saat itu Allah sedang mengagungkan Diri-Nya sebagai Maha Pemaaf. Sedangkan
ketika Allah menggunakan kata "Aku", Allah sedang menegaskan
ketunggalan-Nya, hanya Dia, keunikan-Nya. Jadi ketika Allah mengatakan
"ayaati (ayat-ayat-Ku) di beberapa tempat dalam Al-Qur'an, bukannya
"ayaatiina (ayat-ayat Kami)" sebagaimana yang digunakan di banyak
tempat yg lainnya dalam Al-Qur'an, Allah ingin menegaskan bahwa semua
tanda-tanda, semua ayat-ayat itu adalah milik-Nya semata. Juga ketika
mengisahkan mengenai kutipan percakapan Allah dengan nabi-nabi terdahulu
seperti Musa as dan Ibrahim as, kata "Aku" juga banyak digunakan.
Berdasarkan
tafsir di atas dapat diambil kesimpulan dari segi semantik bahwa ketika Allah
menyetakan dirinya dengan sebutan aku, memiliki makna bahwa Ia menujukkan ke Esaan-Nya.
Seperti tertera pada ayat “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzaariyaat : Ayat 56)”. Sedangkan ketika ia
menyebut dirinya Kami memiliki makna kekuasaan, keagungan dan menyataan
ciptaan-Nya. Maksudnya ketika Allah menyebut dirinya dengan nama Kami dengan
mengikut sertakan unsur-unsur makhluk yang lain seperti malaikat dan lain-lain.
Seperti tercantum pada ayat al-quran yang artinya "Sesungguhnya Kami
telah turunkan al-Zikr [al-Qur'an] dan Kami Penjaganya [keaslian]". Allah
menyatakan diri-Nya dengan kata Aku tertuju untuk seluruh makhluk-Nya,
sedangkan Allah menyatakan dirinya Kami tertuju kepada sebagaian makluk-Nya
saja, seperti halnya Manusia, Nabi atau utusan dan malaikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar